RSS

FanFiction | Goodbye, Saranghaeyo

Title = Good Bye, Saranghaeyo

Author = Admin Chaemi

Cast =
·         Lee JeongMin a.k.a Lee JeongMin
·         Kim DaSom a.k.a Kim DaSom
·         Etc.



                Hari ini adalah musim semi, semua bunga bermekaran. Cuaca pun menjadi lebih hangat, embun pagi membuat hari ini sangat indah. Semua orang memulai aktifitas mereka, tak terkecuali Lee Jeongmin.
            Lee Jeongmin merupakakan siswa kelas 2 di School of Performing Arts Seoul, ia merupakan siswa yang sangat pintar dan memiliki prestasi yang luar biasa. Jeongmin sangat pandai dalam hal menyanyi, dance, dan dia juga mahir bermain beberapa alat music.
            Pagi hari, Jeongmin bangun dan membuka jendela, menghirup udara musim Semi yang sejuk, sambil melakukan peregangan “wahh, sudah Musim Semi” kata Jeongmin sambil melihat pemandangan dari Jendela kamarnya.
            “Saatnya mandi, aku harus bergegas menuju Taman Botani” Setelah mandi, Jeongmin turun menuju meja makan, Jeongmin melihat ibunya yang sedang menyiapkan Sarapan. “’Pagi eomma” Sapa Jeongmin kepada ibunya “Pagi, apa tidurmu nyenyak?” Tanya ibu Jeongmin. “Tentu” Jawab Jeongmin. Jeongmin sangat menyayangi eommanya, terutama sejak Appanya meninggal 12 tahun lalu, dia hanya tinggal bersama eommanya di Seoul, sedangkan harabheojhi dan halmeoninya tinggal di Incheon.
            Setelah makan, Jeongmin bersiap menuju Taman Botani karena dia di berikan tugas mengumpulkan foto tanaman. Jeongmin bergegas menuju Taman Botani dengan sepedanya.
            Beberapa menit kemudian ia sampai, ia masuk ke taman tersebut dan bersiap dengan kameranya. Jeongmin berjalan dan mengambil beberapa foto tumbuhan, setelah lama berjalan, Jeongmin kelelahan “fiuhh, lebih baik aku istirahat di bangku itu” Kata Jeongmin dalam hati. Ia berjalan menuju bangku yang ada di bawah Pohon, setelah ia duduk ia melihat hasil foto tadi.
            Saat melihat foto di kamerenya, Tiba-tiba “Permisi, apakah aku boleh duduk di sini?” Tanya seorang yeoja. Jeongmin terkejut “ah, ne, silakan” Jeongmin tersenyum pada yeoja itu dan mempersilahkannya duduk. Yeoja bertanya “apa kau sedang mengerjakan tugas?” Jeongmin menoleh dan menjawabnya “ne, aku mendapat tugas dari sekolah, untuk mengumpulkan foto tanaman” Yeoja tersenyum “Kau sangat hangat”. Jeongmin bingung “maaf?” Yeoja menjawab “hmm, aku sampai lupa, perkenalkan namaku Dasom. Kim DaSom, kau siapa?” Jeongmin menjawab “ahh, ne, namaku Jeongmin. Lee Jeongmin, senang berkenalan denganmu Dasom” Dasom mengangguk.
            Setelah lama mereka ngobrol, Dasom berdiri dan berkata “eung, aku harus pergi. Apakah kau akan kemari lagi?” Jeongmin menjawab “mungkin.., ahh, maksudku pasti. Aku pasti akan kemari, karena rumahkku dekat sini” Dasom terkejut “Benarkah? Rumahku juga dekat sini. Kunjungilah rumahku jika sempat” Dasom tersenyum. Jeongmin menjawab “Tentu, kalau begitu kau pulanglah denganku, Aku akan mengantarmu, Apa kau mau?” Dasom menganggukkan kepala dan tersenyum.
            Mereka lalu pulang. Di jalan Jeongmin begitu gembira. “Berhenti, ini adalah rumahku, memang tidak bagus” Jeongmin menjawab “disini rumahmu? Rumahku berada di persimpangan itu, tapi kenapa aku tidak pernah melihatmua ya?” Dasom menjawab “tentu saja, aku baru saja pindah ke sini 2 hari yang lalu. Baiklah, selamat tinggal” Jeongmin pulang sambil melambaikan tangan kepada Dasom. Dasom membalasnya.
            Sesampainya di rumah Jeongmin masuk ke kamarnya. Ketika malam datang, Jeongmin menuju tempat tidurnya, ia tidak bisa memejamkan matanya, yang ada di pikirannya hanya Dasom “omo, ada apa denganku? Kenapa hatiku bergetar? Apa aku menyukainya?” ia berfikir. “sudahlah, besok aku harus sekolah, aku harus tidur” Ia pun tertidur.
            Keesokan harinya di sekolah. Seperti biasa ia memasuki kelasnya lalu mengambil komik kesayangannya, dan keluar menuju bangku yang ada di bawah pohon di samping ruang kelasnya. Lalu, Youngmin menemuinya. Jeongmin sangat dekat dengan Youngmin, mereka sudah berteman sejak duduk di bangku SMP “Hey, apa kau sudah mengerjakan tugas?” Tanya Youngmin. Jeongmin menjawab “Tentu saja sudah, kau sendiri?” Youngmin tak menjawab pertanyaan Jeongmin, Youngmin berdiri lalu berjalan melihat ke jendela ruang guru, di lihatnya seorang yeoja “Apakah sekolah ini kedatangan murid baru?” piker Youngmin dalam hati. Jeongmin memanggilnya “ya~ apa yang kau lihat?” Youngmin menjawab “Ani, kau bicara apa?” Jeongmin berdiri “Sudahlah ayo masuk ke kelas.”
            Bel berbunyi, Jeongmin dan Youngmin bergegas masuk ke kelasnya, ia segera duduk. Lalu Seonsaengnim masuk ke kelas, Seluruh siswa memberi hormatnya “ hari ini kita kedatangan tamu istimewa, jagalah sikap kalian” Kata seonsaengnim dengan misterius. Seluruh siswa saling bertanya. Tiba-tiba masuklah seseorang, ia membungkuk 180o dan berkata “Annyeonghaseyo, aku Dasom, aku adalah siswi baru di sini. Semoga kita bisa akrab. Mohon bantuan kalian semua” Jeongmin terkejut “Mwo? Dasom?” dilihatnya orang di depan kelas itu. “Baiklah Dasom, kau duduklah” kata Seonsaengnim. Semua siswa terpesona melihat Dasom, karena Dasom sangat cantik. Lalu seonsaengnim memulai pelajaran.
            Saat pulang sekolah, Jeongmin berdiri di depan gerbang. Ia menunggu Dasom. Saat Dasom muncul, Jeongmin memanggilnya “Dasom, kau ingat aku?” Tanya Jeongmin “Ne, aku mengingatmu, kau Jeongmin kan?” Dasom tersenyum “Ne, oh ya, kau mau pulang bersamaku lagi?” Dasom menjawab “Jika kau tidak keberatan” Jeongmin menjawab “Tentu saja tidak, ayo naiklah” Dasompun naik, lalu Jeongmin bergegas pergi “Dasom, bagaimana kau bisa sekolah disitu?” Tanya Jeongmin, Dasom menjawab dan tersenyum “hmm, itu adalah takdir” Jeongmin bertanya “Maksudmu?” Dasom “Kau tidak akan mengerti” Jeongmin lalu mengalihkan pembicaraan “Kau mau ke taman botani?” Dasom menjawab “Tentu, dengan senang hati”
            Setibanya di Taman Botani, mereka berjalan mengelilingi taman tersebut. Saat mereka sampai di bangku tempat mereka bertemu kemarin. Lalu Jeongmin berkata “Would You Be My Girlfriend?” sambil memberikan setangkai bunga mawar. Dasom terkejut “Apa? Kau sudah mempersiapkannya?” Jeongmin berkata dengan serius “Jika kau menerimaku , maka ambilah bunga ini dari tanganku” Dasom menatap Jeongmin, lalu ia mengambil bunga itu dari tangan Jeongmin. Betapa bahagianya Jeongmin, ia berkata “Terima kasih karena kau telah menerimaku Dasom” Dasom mencium bunga itu. Lalu mereka berdua menaiki sepeda dan berkeliling Taman Botani.
            Lama mereka pacaran hingga melewati musim demi musim. Saat musim Dingin tiba, Dasom mengajak Jeongmin ke rumahnya untuk menemui kedua orang tuanya. Saat tiba di rumah Dasom, Jeongmin sedikit canggung. Mereka pun masuk dan di sapa oleh kedua orang tua dasom. “Jadi kau yang bernama Jeongmin?” Tanya ibu Dasom, Jeongmin menjawabnya dengan senyum, walaupun sebenarnya ia gugup “Ne, senang bertemu denganmu bibi” “wah, kau tampan dan senyummu juga manis. Anggap saja rumah sendiri, Ayo masuk, diluar dingin.” Lalu Jeongmin masuk dan duduk di ruang tamu. Sementara Dasom menyiapkan makanan di dapur. “Jeongmin, Dasom sudah menceritakan semua tentangmu, jadi kini saatnya aku bercerita tentang Dasom.” Kata ibu Dasom. Jeongmin pun menjawabnya “Baiklah bibi” Ibu Dasom memulai ceritanya ”Sebenarnya Dasom ini sangat manja. Tapi sekarang aku tidak bisa memanjakannya. Karena aku harus bekerja sendiri sejak ayah Dasom meninggal 5 tahun lalu.” Ibu Dasom bercerita pada Jeongmin, lalu mereka makan malam bersama. Setelah itu Jeongmin pamit pulang karena takut ibunya khawatir.   
Setelah itu mereka selalu bersama. Hari ini adalah musim gugur, mereka berdua pergi ke Taman yang ada di pusat kota Seoul, mereka berjalan dan berpegangan tangan. Setelah itu mereka duduk di sebuah bangku. Lalu Dasom berkata “Jeongmin, aku ingin bicara serius denganmu” Jeongmin merasa penasaran “Tentu, apa itu?” Dasom menjawabnya “hmm, sebaiknya kita sudahi saja hubungan ini” Jeongmin tidak percaya jika Dasom berbicara seperti itu “Apa? Aku pasti salah mendengarnya kan?” “Tidak Jeongmin, aku ingin menghentikannya sampai disini, karena aku sudah muak dengan hubungan ini” Dasom menangis dan bangun dari bangku. Tapi Jeongmin memegang erat tangannya. Dengan tatapan kosong, Jeongmin berkata “Kenapa? Apa ada yang menyakitimu?” Dasom menangis dan tidak menjawab pertanyaan Jeongmin. Jeongmin berteriak “Katakan, apa ada yang mengusikmu?” Dasom menjawabnya “Tidak, aku hanya muak dengan semua ini, jadi lepaskan tanganmu sekarang” Jeongmin melepas tangannya, lalu Dasom pergi meninggalkannya. Jeongmin duduk dengan tatapan kosong, dia menangis, lalu ia lari mengejar Dasom.
Sesampainya di depan rumah Dasom, Jeongmin menangis kembali, lalu ia pulang. Sedangkan Dasom melihatnya dari jendela kamarnya dan berkata dalam hati “Jeongmin, maafkan aku karena telah menyakitimu, tetapi aku harus melakukannya aku tidak ingin menyakitimu untuk kedua kalinya.”
Keesokan harinya, Jeongmin berangkat ke sekolah dengan tidak bersemangat.  Setibanya di sekolah Jeongmin memasuki kelas untuk menaruh tasnya, lalu Jeongmin menuju ruang perpustakaan untuk mengambil beberapa buku. Di jalan menuju perpustakaan ia berpapasan dengan Dasom, tetapi Dasom menghindarinya, lalu ia masuk ke perpustakaan. Saat ia keluar dari Perpustakaan, tiba-tiba Youngmin memanggilnya “Jeongmin, ayo cepat ikut aku” Dengan wajah panik Youngmin menarik Jeongmin “Ada apa? Kenapa kau terlihat panik seperti itu?” Tanya Jeongmin. “Da..Dasom, dia pingsan di kelas, cepat tolong dia” Jeongmin bergegas lari ke kelas, lalu ia segera menolong Dasom. Ia memberikan pertolongan pertama pada Dasom. Lalu berteriak “Cepat panggil ambulance” Tiba-tiba Dasom memanggil Jeongmin “Jeongmin, ma…maaf…k…k…kan aku” lalu Dasom pingsan kembali.
            Setelah ambulance datang, Jeongmin ikut mengantar Dasom. Jeongmin sangat panik, ia memanggil nama Dasom tetapi Dasom tidak sadarkan diri. Setelah Dasom masuk ke ruangan, Jeongmin menunggunya. Beberapa menit kemudian “apakah kau sudah menghubungi orang tuanya?” Kata dokter Lee, “Belum dokter, bagaimana keadaan Dasom?” Jeongmin bertanya. “tapi, ini harus dibicarakan dengan orang tuanya” kata dokter Lee. Lalu ibu Dasom datang dan memanggil Jeongmin. Dokter Lee segera meminta ibu Dasom menemuinya di ruang dokter. “nyonya, penyakit kanker otak anak anda ini sudah menyebar, dan harapan hidupnya hanya sebentar lagi” Kata dokter Lee. Ibu Dasom menangis “Aku tau itu, tapi Dasom tidak mau berobat, ia bilang ia ingin bersama ayahnya di sana, aku tidak tau harus berbuat apa.” Dokter Lee tidak bisa berbuat apa-apa lagi dia hanya member obat untuk menahan rasa sakitnya.
            Ibu Dasom keluar, dan Jeongmin langsung bertanya “bibi, bagaimana keadaan Dasom? Dia baik-baik saja kan?” Ibu dasom hanya tersenyum pada Jeongmin “fiuhhh, syukurlah, aku lega mendengarnya” Kata Jeongmin. Lalu ibu Dasom menyuruhnya pulang “Lebih baik kau pulang, aku tau kejadian kemarin. Aku yakin Dasom tidak ingin bertemu denganmu.” Kata ibu Dasom. Jeongmin kembali muram “Baiklah bi, jika Dasom sudah sadar hubungi aku ya bi” Ibu Dasom pergi menemui Dasom sambil menangis.
            Hari ini adalah musim semi, Dasom keluar dari rumah sakit dan ia pergi ke rumah Jeongmin, Jeongmin melihat Dasom yang berdiri di depan pintu, ia terlihat sangat senang, lalu ia turun dan membukakan pintu. “Silakan masuk Dasom, bagaimana kabarmu? Maaf aku tidak memiliki keberanian menjengukmu” Dasom tersenyum “Jeongmin, maukah kau menemaniku ke taman Botani?” Jeongmin tersenyum “Tentu saja, ayo kita berangkat.” Jeongmin mengambil sepedanya dan mereka segera berangkat.
            “Akhirnya kita sampai, ayo kita jalan-jalan seperti dulu lagi” Lalu Jeongmin memegang tangan Dasom, dan mulai berjalan mengelilingi taman Botani. Jeongmin melihat Dasom kelelahan dan Jeongmin menawarkan punggungnya “Ayo naiklah, aku melihatmu kelelahan, sebaiknya kau naik ke punggungku” Dasom pun tersenyum dan naik ke punggung Jeongmin. Di sepanjang jalan Dasom bertanya pada Jeongmin “Jeongmin, apa aku berat?” Jeongmin menggeleng “ani, kau tidak berat, aku masih bisa mengangkatmu hingga di bawah pohon.” Dasom melanjutkan pembicaraannya “Jeongmin, terima kasih atas semuanya, terima kasih karena kau telah ada dalam hidupku selama ini” Jeongmin bertanya pada Dasom “Tentu saja. Untuk apa berterima kasih? Dasom, aku ingin bersamamu selamanya, apakah aku boleh bersamamu lagi seperti dulu?” Tapi Dasom tidak menjawabnya, “dasom, apa kau sudah tidur?” Saat mereka sampai di bawah pohon itu, Jeongmin membantu Dasom duduk, lalu Jeongmin melihat Dasom dan memanggilnya, saat itu ada telepon dari ibu Dasom dan Jeongmin pun mengangkatnya “Annyeonghaseyo bibi, ada apa?” Ibu Dasom menangis, “Jeongmin, jika terjadi sesuatu pada Dasom kau tidak usah bingung ne, kau harus merelakannya” Jeongmin bingung, Lalu ia membangunkan Dasom “Dasom…dasom, kita sudah sampai, apa kau masih tidur?” Jeongmin merasa ada yang aneh pada Dasom, saat Jeongmin memeriksa nafas Dasom, ia baru menyadari yg dimaksud oleh Ibu Dasom bahwa Dasom telah tiada. Jeongmin sangat sedih, ia hanya menangis dan tidak tau harus melakukan apa.
            Keesokan harinya ia pergi ke rumah Dasom, untuk melakukan penghormatan terakhir pada Dasom, Walaupun sakit, ia harus merelakannya. Setelah itu Jeongmin menemui Ibu Dasom dan ibu dasom bercerita mengenai Dasom “Jeongmin, kau pasti selama ini bingung dengan apa yang di katakana Dasom padamu kan? Dulu Dasom kecil, ayahnya dan bibi pergi ke Jeju, disana kami bertemu seorang peramal, dan ia berkata jika suatu saat Dasom akan bertemu seorang pria di sebuah taman daan pria itu adalah takdirnya. Peramal itu juga berkata bahwa umur Dasom hanya sampai disini, jadi walaupun Dasom berobat, ia tidak akan sembuh.” Setelah itu Jeongmin berjanji akan hidup dengan baik. Jeongmin juga berdoa agar Dasom bisa bertemu ayahnya disana.

******THE END******

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar